8 Serangan Teror yang Menewaskan Presiden Soekarno
SERANGAN
terorisme di Indonesia memiliki riwayat yang cukup panjang. Pada tahun
1950-an, Presiden Soekarno juga pernah menjadi sasaran aksi terorisme
mematikan. Namun tidak satupun serangan itu yang berhasil membunuhnya.
Dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Presiden Soekarno menyatakan golongan Islam dan Nasrani hendak membunuhnya dengan serangkaian aksi terorisme. Mulai dari pelemparan granat hingga berbagai aksi penembakan.
"Empat kali aku hendak dibunuh oleh golongan Islam. Bukan oleh agama Islam, tidak, oleh peruncingan daripada golongan Islam," katanya, di hadapan Komando Aksi Mahasiswa (KAMI), pada 21 Desember 1965.
Salah satu serangan teroris oleh golongan Islam itu terjadi dua kali saat Idul Adha di Lapangan Istana Merdeka yang berada antara Istana Merdeka dan Istana Negara.
Saat serangan itu dilakukan, Soekarno sedang salat Idul Adha. Tiba-tiba, orang-orang dari DI/TII mengeluarkan pistol dan menembaknya dari jarak yang sangat dekat. Tembakan itu meleset dan mengenai Ketua DPR GR KH Zaiunul Arifin.
Sedang upaya pembunuhan oleh golongan Nasrani terjadi di Istana Presiden. Seorang pilot bernama Maukar dengan pesawat udara Fighter terbang di atas Istana Presiden dan memitraliur Istana. Serangan ini mengenai tempat biasa Soekarno duduk.
"Syukur alhamdullilah, saya dalam semua peristiwa itu dilindungi oleh Tuhan. Kalau tidak, tentu saya sudah mati terbunuh. Dan mungkin, akan saudara namakan Tragedi Nasional," sambung Soekarno dalam pidatonya.
Dalam pidato pelengkap Nawaksara, Soekarno mengungkapkan upaya pembunuhan terhadap dirinya melalui serangan terorisme terjadi lebih dari tujuh kali dan tidak ada yang berhasil. Berikut rangkaian serangan terorisme yang berhasil dihimpun.
1. Peristiwa Cikini
Peristiwa Cikini merupakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno yang paling mematikan. Serangan teroris ini terjadi pada 30 November 1957 ketika Soekarno menghadiri pesta ulang tahun ke-15 Perguruan Cikini tempat putra-putrinya bersekolah.
Serangan teroris ini dilakukan dengan menggunakan granat tangan. Sebanyak 10 orang dinyatakan tewas, 48 anak-anak sekolah mengalami luka-luka. Salah seorang korban tewas adalah Inspektur Polisi I Oding Suhendar, anggota pengawal Presiden.
Presiden Soekarno selamat dalam peristiwa itu berkat kesigapan dan kecepatan ajudannya Mayor Sudarto. Dia bahkan tidak mengalami luka berarti. Peristiwa bersejarah ini kemudian dikenal dengan Peristiwa Cikini.
Para pelaku teroris kemudian ditangkap dan diajukan ke depan pengadilan dan dihukum mati. Mereka terdiri dari empat orang pemuda, yaitu Saidon bun Muhammad, Tasrif bin Husein, Yusuf Islamil dan Moh Tasin bin Abubakar.
"Kutundukkan kepala mengenang korban-korban tidak berdosa dikuburkan ke dalam tanah. Aku mengingat sembilan orang anak dan seorang perempuan hamil yang kulihat sendiri jatuh tersungkur tidak bernyawa di dekatku," kenang Soekarno.
2. Peristiwa Maukar
Dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Presiden Soekarno menyatakan golongan Islam dan Nasrani hendak membunuhnya dengan serangkaian aksi terorisme. Mulai dari pelemparan granat hingga berbagai aksi penembakan.
"Empat kali aku hendak dibunuh oleh golongan Islam. Bukan oleh agama Islam, tidak, oleh peruncingan daripada golongan Islam," katanya, di hadapan Komando Aksi Mahasiswa (KAMI), pada 21 Desember 1965.
Salah satu serangan teroris oleh golongan Islam itu terjadi dua kali saat Idul Adha di Lapangan Istana Merdeka yang berada antara Istana Merdeka dan Istana Negara.
Saat serangan itu dilakukan, Soekarno sedang salat Idul Adha. Tiba-tiba, orang-orang dari DI/TII mengeluarkan pistol dan menembaknya dari jarak yang sangat dekat. Tembakan itu meleset dan mengenai Ketua DPR GR KH Zaiunul Arifin.
Sedang upaya pembunuhan oleh golongan Nasrani terjadi di Istana Presiden. Seorang pilot bernama Maukar dengan pesawat udara Fighter terbang di atas Istana Presiden dan memitraliur Istana. Serangan ini mengenai tempat biasa Soekarno duduk.
"Syukur alhamdullilah, saya dalam semua peristiwa itu dilindungi oleh Tuhan. Kalau tidak, tentu saya sudah mati terbunuh. Dan mungkin, akan saudara namakan Tragedi Nasional," sambung Soekarno dalam pidatonya.
Dalam pidato pelengkap Nawaksara, Soekarno mengungkapkan upaya pembunuhan terhadap dirinya melalui serangan terorisme terjadi lebih dari tujuh kali dan tidak ada yang berhasil. Berikut rangkaian serangan terorisme yang berhasil dihimpun.
1. Peristiwa Cikini
Peristiwa Cikini merupakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno yang paling mematikan. Serangan teroris ini terjadi pada 30 November 1957 ketika Soekarno menghadiri pesta ulang tahun ke-15 Perguruan Cikini tempat putra-putrinya bersekolah.
Serangan teroris ini dilakukan dengan menggunakan granat tangan. Sebanyak 10 orang dinyatakan tewas, 48 anak-anak sekolah mengalami luka-luka. Salah seorang korban tewas adalah Inspektur Polisi I Oding Suhendar, anggota pengawal Presiden.
Presiden Soekarno selamat dalam peristiwa itu berkat kesigapan dan kecepatan ajudannya Mayor Sudarto. Dia bahkan tidak mengalami luka berarti. Peristiwa bersejarah ini kemudian dikenal dengan Peristiwa Cikini.
Para pelaku teroris kemudian ditangkap dan diajukan ke depan pengadilan dan dihukum mati. Mereka terdiri dari empat orang pemuda, yaitu Saidon bun Muhammad, Tasrif bin Husein, Yusuf Islamil dan Moh Tasin bin Abubakar.
"Kutundukkan kepala mengenang korban-korban tidak berdosa dikuburkan ke dalam tanah. Aku mengingat sembilan orang anak dan seorang perempuan hamil yang kulihat sendiri jatuh tersungkur tidak bernyawa di dekatku," kenang Soekarno.
2. Peristiwa Maukar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar